Judul
Tugas
|
Tugas Selepas Menyaksikan
Obrolan Buku Puisi "Jejak Tubuh" karya Tegsa Teguh Satriyo
|
Batas
Pengumpulan
|
Sabtu, 22 September
2018
|
Mata
Kuliah - Kelas
|
Menulis Kreatif - 41R7RF
|
Dosen
|
Setia Naka Andrian S.Pd.,
M.Pd
|
Program
Studi
|
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
|
Lampiran
Tugas
|
|
Semester
|
Gasal tahun 2018/2019
|
Ukuran
|
0.01 MB
|
Deskripsi
Tugas :
Tugas
Selepas Menyaksikan Obrolan Buku Puisi Jejak Tubuh karya Tegsa Teguh Satriyo
- Pelajaran apa yang dapat Anda
petik dari proses kreatif yang dilakukan Tegsa Teguh Satriyo?
- Dalam proses kreatif
penulisan puisi, seperti apa yang dijalani oleh Tegsa Teguh Satriyo?
- Selepas Anda menghadiri
obrolan buku puisi karya Tegsa Teguh Satriyo tersebut, apa yang
selanjutnya akan Anda lakukan dalam proses kreatif, khususnya dalam mata
kuliah Menulis Kreatif!
- Jawablah semua pertanyaan
tersebut sesuai dengan amatan Anda sendiri selama menghadiri acara.
Barang siapa yang tidak hadir dalam acara tersebut, dilarang menjawab.
Dikarenakan, segala jawaban atas beberapa pertanyaan ini terkait dengan
apa yang telah didiskusikan dalam obrolan buku puisi tersebut.
|
JAWABAN
1. Pelajaran
yang saya dapatkan dari proses kreatif yang dilakukan Tegsa Teguh Satrio adalah
Ketika Ia bermimpi menjadi seorang penulis, ia harus membaca karya-karya orang yang
hebat misalnya ia selalu membaca karya Setia Naka Andrian lalu kemudian ia
berlatih untuk menulis sampai akhirnya karya tulisan nya diterbitkan. Dari sini
saya menyimpulkan bahwa sebuah harapan atau impian itu harus diraih dari
usaha-usaha yang besar dan dari situlah saya mempunyai motivasi untuk diri saya
sendiri. “Bermimpilah setinggi langit dan bangunlah dari mimpi lalu raihlah dan
wujudkan mimpi itu dengan sebuah usaha”.
Selain itu juga
meskipun karya Tegsa Teguh Satrio sudah diterbitkan banyak kritikan-kritikan yang Ia terima baik
maupun buruk, ia tetap tenang menanggapi pendapat orang lain dengan berkata
“Dipuji tidak terbang, Dihina tidak tumbang” yang berarti seseorang yang
mendapatkan pujian dari seseorang tidak akan merasa senang dan puas begitu saja
ataupun menganggap dirinyalah yang terbaik dibandingkan orang lain dan jika ia
di hina ia tidak akan merasa menyerah. Ia juga mendengarkan pendapat orang lain
apapun kekurangan nya yang ia rasakan dari pernilaian orang lain ia tetap berusaha
mengubah kekurangan itu menjadikan kritikan buruk dari tulisannya sebuah
perbaikan dan kemajuan dalam tulisannya. Sejak itulah hati saya tergugah
terhadap respon dan ketegaran Tegsa Teguh Satrio, bahwa sikap tak kenal putus
adalah yang membuat hati kita semakin maju.
2. Proses kreatif penulisan puisi, yang
dijalani oleh Tegsa Teguh Satriyo adalah
Salah satu karyanya yang dinilai oleh Sosiawan Leak selaku sastrawan
yang menikmati salah satu hasil karya Tegsa Teguh Satriyo bisa membuat hal yang biasa saja menjadi
sebuah tulisan yang menarik pembaca untuk menikmati hasil karya nya “ Puisi
dari sakit gigi menjadi puisi Romatisme gigi” ini lah yang membuktikan bahwa
sebuah tulisan akan mengandung sebuah keindahan dan makna yang dinilai dari
berbagai penafsiran berbagai penikmat akan memunculkan rasa penasaran yang
tinggi maka dari situlah Tegsa Teguh Satrio bisa memberikan tulisan yang
kreatif yang menyisipkan sebuah pesan tersirat agar puisi memberikan manfaat
bagi pembaca.
- Selepas
Saya menghadiri obrolan buku puisi karya Tegsa Teguh Satriyo tersebut,
yang selanjutnya Saya lakukan dalam proses kreatif, khususnya dalam mata
kuliah Menulis Kreatif adalah memotivasi diri saya sendiri akan terus
berkarya dan semangat dalam melalui sebuah proses belajar menulis, untuk
menghasilkan tulisan-tulisan yang nantinya akan dinikmati oleh banyak
orang dengan menumbuhkan rasa kreatifitas yang menciptakan sesuatu yang
unik dan menarik perhatian. Selain itu juga saya sebagai calon pendidik
harus punya sebuah karya tulis dan menjadikan tulisan karya saya sebuah
contoh untuk pembelajaran yang nantinya saya ajarkan kepada perserta didik
saya tak lepas itu juga saya berpikir akan menjadi seorang yang tangguh
dan tak kan pernah menyerah untuk terus meraih sebuah impian karena keteguhan
adalah sebuah cara melupuhkan akan sebuah kata menyerah.
Udangan Obrolan Buku Jejak Tubuh Oleh Tegsa Teguh Satrio,
Seminar Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia
Perpustakaan
Lt.5 Universitas PGRI Semarang menggelar seminar Obrolan buku , jumat (21/09)
Seminar tersebut diikuti oleh mahasiswa Pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia.Seminar ini membangun para mahasiswa jurusan pendidikan dan sastra
indonesia untuk mengajarkan bagaimana
proses menulis dan memberikan refleksi agar menjadi mahasiswa yan tak kenal
putus asa dalam meraih mimpi.
Acara
yang dilaksanakan di ruang baca perpustakaan Universitas PGRI Semarang tersebut
dibuka langsung Nazla Maharani Umaya. Dalam pemaparan 4 narasumber yaitu Sosiawan Leak sebagai
sastrawan, Turahmat sebagai teaterawan , Harjito sebagai kaprodi dan penulis
“Jejak Tumbuh” Oleh Tegsa Teguh Satriya. Setia Naka Andrian sebagai Pembawa
acara dalam acara seminar Obrolan Buku Jejak Tubuh Oleh Tegsa
Teguh Satrio.
Dalam acara ini banyak pelajaran
yang didapatkan dari mahasiswa yang menyaksikan yaitu bagaimana seorang Tegsa
Teguh Satrio memulai menulis, bagaimana karyanya bisa di terbitkan, dan
bagaimana melewatkan sebuah masalah yang dihadapi dalam menulis. Karena sebuah
Impian harus di raih dari sebuah perjuangan yang keras tanpa ada kata menyerah
untuk mewujudkannya.
Pembukaan yang disampaikan oleh Nazla Maharani Umaya Pembawa Acara oleh Setia Naka Andrian

Proses
Obrolan Buku
Penulis buku jejak tubuh oleh Tegsa
Teguh Satrio