Senin, 24 September 2018

autobiografi


Autobiografi
Nama saya Okta Viyani Ningsih, Keluarga Saya memanggil naneng di luar lingkungan keluarga saya terbiasa dipanggil okta.  Saya lahir di Semarang 5 Oktober 1996, Saya merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakak saya yang pertama bernama Okta Fiyanto lahir di Semarang, 30 Oktober 1988. Sedangkan kakak kedua saya bernama Agus Fiyani berumur 21 tahun tepatnya pada tanggal 21 Agustus 1994. Ayah saya Solihin dan Ibu saya kotiah. Ayah saya berkerja sebagai pegawai swasta. Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Saat ini saya tinggal di kabupaten Semarang tepatnya di Jalan Wolter Mongorsdi RT 02/ rw 01 kelurahan Genuk Sari Kabupaten Genuk.
Pada tahun 2001, saya memulai karir pendidikan di Tk, Saat itu saya bersekolah di Darul Hasanah, tepatnya berada di Banjardowo  RT03/RW01. Saya sangat ingat saat Sekolah, Ibu saya selalu menjemput saya dengan menggunakan sepeda. Setelah saya lulus dari TK pada tahun 2003, saya melanjutkan di Sekolah Dasar (SD). Saat SD saya bersekolah di SD Negeri Genuk Sari 02 yang berada di Genuk Sari  RT05/RW01. Pada saat saya SD saya menimba ilmu selama 6 tahun lamanya. Kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Sayung yang berada di Jalan Raya Sayung  No 33. Selama 3 tahun saya berangkat sekolah dengan menggunakan angkutan umum. Pada tahun 2012 saya menyelesaikan pendidikan di SMP. Setelah lulus SMP saya melanjutkan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya memilih melanjutkan di SMA Negeri 10 Semarang, sebelumnya saya ingin bersekolah di SMA 15 Semarang tetapi karena jaraknya jauh dari rumah. Akhirnya saya memilih sekolah di SMA Negeri 10 Semarang, yang berada di Jalan Padi Raya No.16. Di SMA saya memulai membangun cita-cita, mimpi dan harapan saya kedepan. Sejak kecil sampai sekarang saya ingin sekali menjadi seorang Guru, yang mengamalkan ilmu yang sudah di dapat agar bermanfaat bagi orang lain. Setelah lulus dengan nilai sesuai kemampuan saya, saya  ingin melanjutkan di perguruan tinggi.
Saya mencoba mendaftar SNMPTN dan SBMPTN di UNNES, tetapi saya tidak lolos. Selanjutnya saya mendaftar di Universitas PGRI Semarang melalui online dan seminggu kemudian saya dan teman saya mengikuti tes tertulis langsung di kampus PGRI Semarang. Waktu itu saya memilih jurusan  Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, dan pilihan kedua Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Alhamdulillah saya di terima di Universitas PGRI Semarang dengan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Target saya kuliah di Universitas PGRI Semarang dapat menyelesaikan kuliah 4 tahun dengan IPK memuaskan . Mudah-mudahan cita-cita saya tercapai dan biasa menjadi seorang guru yang professional dan mampu mengamalkan ilmu yang sudah saya dapat, biasa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Sabtu, 22 September 2018

seminar obrolan buku




Judul Tugas
Tugas Selepas Menyaksikan Obrolan Buku Puisi "Jejak Tubuh" karya Tegsa Teguh Satriyo
Batas Pengumpulan
 Sabtu, 22 September 2018
Mata Kuliah - Kelas
Menulis Kreatif - 41R7RF
Dosen
Setia Naka Andrian S.Pd., M.Pd
Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lampiran Tugas
Semester
Gasal tahun 2018/2019
Ukuran
0.01 MB
Deskripsi Tugas :

Tugas Selepas Menyaksikan Obrolan Buku Puisi Jejak Tubuh karya Tegsa Teguh Satriyo

  1. Pelajaran apa yang dapat Anda petik dari proses kreatif yang dilakukan Tegsa Teguh Satriyo?
  2. Dalam proses kreatif penulisan puisi, seperti apa yang dijalani oleh Tegsa Teguh Satriyo?
  3. Selepas Anda menghadiri obrolan buku puisi karya Tegsa Teguh Satriyo tersebut, apa yang selanjutnya akan Anda lakukan dalam proses kreatif, khususnya dalam mata kuliah Menulis Kreatif!
  4. Jawablah semua pertanyaan tersebut sesuai dengan amatan Anda sendiri selama menghadiri acara. Barang siapa yang tidak hadir dalam acara tersebut, dilarang menjawab. Dikarenakan, segala jawaban atas beberapa pertanyaan ini terkait dengan apa yang telah didiskusikan dalam obrolan buku puisi tersebut.
JAWABAN
1.      Pelajaran yang saya dapatkan dari proses kreatif yang dilakukan Tegsa Teguh Satrio adalah Ketika Ia bermimpi menjadi seorang penulis, ia harus membaca karya-karya orang yang hebat misalnya ia selalu membaca karya Setia Naka Andrian lalu kemudian ia berlatih untuk menulis sampai akhirnya karya tulisan nya diterbitkan. Dari sini saya menyimpulkan bahwa sebuah harapan atau impian itu harus diraih dari usaha-usaha yang besar dan dari situlah saya mempunyai motivasi untuk diri saya sendiri. “Bermimpilah setinggi langit dan bangunlah dari mimpi lalu raihlah dan wujudkan  mimpi itu dengan sebuah usaha”.
Selain itu juga meskipun karya Tegsa Teguh Satrio sudah diterbitkan  banyak kritikan-kritikan yang Ia terima baik maupun buruk, ia tetap tenang menanggapi pendapat orang lain dengan berkata “Dipuji tidak terbang, Dihina tidak tumbang” yang berarti seseorang yang mendapatkan pujian dari seseorang tidak akan merasa senang dan puas begitu saja ataupun menganggap dirinyalah yang terbaik dibandingkan orang lain dan jika ia di hina ia tidak akan merasa menyerah. Ia juga mendengarkan pendapat orang lain apapun kekurangan nya yang ia rasakan dari pernilaian orang lain ia tetap berusaha mengubah kekurangan itu menjadikan kritikan buruk dari tulisannya sebuah perbaikan dan kemajuan dalam tulisannya. Sejak itulah hati saya tergugah terhadap respon dan ketegaran Tegsa Teguh Satrio, bahwa sikap tak kenal putus adalah yang membuat hati kita semakin maju.
2.      Proses kreatif penulisan puisi, yang dijalani oleh Tegsa Teguh Satriyo adalah  Salah satu karyanya yang dinilai oleh Sosiawan Leak selaku sastrawan yang menikmati salah satu hasil karya Tegsa Teguh Satriyo  bisa membuat hal yang biasa saja menjadi sebuah tulisan yang menarik pembaca untuk menikmati hasil karya nya “ Puisi dari sakit gigi menjadi puisi Romatisme gigi” ini lah yang membuktikan bahwa sebuah tulisan akan mengandung sebuah keindahan dan makna yang dinilai dari berbagai penafsiran berbagai penikmat akan memunculkan rasa penasaran yang tinggi maka dari situlah Tegsa Teguh Satrio bisa memberikan tulisan yang kreatif yang menyisipkan sebuah pesan tersirat agar puisi memberikan manfaat bagi pembaca.
  1. Selepas Saya menghadiri obrolan buku puisi karya Tegsa Teguh Satriyo tersebut, yang selanjutnya Saya lakukan dalam proses kreatif, khususnya dalam mata kuliah Menulis Kreatif adalah memotivasi diri saya sendiri akan terus berkarya dan semangat dalam melalui sebuah proses belajar menulis, untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang nantinya akan dinikmati oleh banyak orang dengan menumbuhkan rasa kreatifitas yang menciptakan sesuatu yang unik dan menarik perhatian. Selain itu juga saya sebagai calon pendidik harus punya sebuah karya tulis dan menjadikan tulisan karya saya sebuah contoh untuk pembelajaran yang nantinya saya ajarkan kepada perserta didik saya tak lepas itu juga saya berpikir akan menjadi seorang yang tangguh dan tak kan pernah menyerah untuk terus meraih sebuah impian karena keteguhan adalah sebuah cara melupuhkan akan sebuah kata menyerah.
Udangan Obrolan Buku Jejak Tubuh Oleh Tegsa Teguh Satrio,

Seminar Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Perpustakaan Lt.5 Universitas PGRI Semarang menggelar seminar Obrolan buku , jumat (21/09) Seminar tersebut diikuti oleh mahasiswa Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.Seminar ini membangun para mahasiswa jurusan pendidikan dan sastra indonesia  untuk mengajarkan bagaimana proses menulis dan memberikan refleksi agar menjadi mahasiswa yan tak kenal putus asa dalam meraih mimpi.
Acara yang dilaksanakan di ruang baca perpustakaan Universitas PGRI Semarang tersebut dibuka langsung Nazla Maharani Umaya. Dalam pemaparan 4  narasumber yaitu Sosiawan Leak sebagai sastrawan, Turahmat sebagai teaterawan , Harjito sebagai kaprodi dan penulis “Jejak Tumbuh” Oleh Tegsa Teguh Satriya. Setia Naka Andrian sebagai Pembawa acara dalam acara seminar Obrolan Buku Jejak Tubuh Oleh Tegsa Teguh Satrio.
Dalam acara ini banyak pelajaran yang didapatkan dari mahasiswa yang menyaksikan yaitu bagaimana seorang Tegsa Teguh Satrio memulai menulis, bagaimana karyanya bisa di terbitkan, dan bagaimana melewatkan sebuah masalah yang dihadapi dalam menulis. Karena sebuah Impian harus di raih dari sebuah perjuangan yang keras tanpa ada kata menyerah untuk mewujudkannya.

Pembukaan yang disampaikan oleh Nazla Maharani Umaya          Pembawa Acara oleh Setia Naka Andrian


Proses Obrolan Buku                                                                                Penulis buku jejak tubuh oleh Tegsa Teguh Satrio