BILA MEMUTUSKAN HAWA
NAFSU
Judul : Hawa
Penulis : Riani Kasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2013
Cetakan : Juli 2013
Tebal : 260 hlm; 20 cm
Genre
: Novel Romantis
Nomor
ISBN : 978-979-22-9759-1
Harga
: Rp.45000
Novel ini berjudul Hawa.
Hawa adalah nama seorang gadis yang
menjadi salah satu tokoh, dan peran utama dalam cerita tersebut. Menceritakan
tentang kisah cinta Hawa yang berawal
dari Kepulangan Hawa, Adiknya luna, dan Ayahnya praba ke rumah omanya di Desa
Sejirem, Kapuas Hulu, Kalimatan Barat. Desa yang menyimpan banyak kenangan akan
masa kecil Hawa, Adiknya luna, dan juga kenangan Praba akan mediang istrinya.
Desa ini juga sebagai tempat untuk Hawa menenangkan diri dari Rasa kepedihan.
Kekecewaan mengantarkan Hawa dalam
kesedihan. Hari-hari yang ia lewati kini semua terasa sunyi. Ia lupa hari, dan
tanggal, tak peduli sudah jam berapa. Kadang ia merasa waktu berjalan lambat
dan terkadang amat cepat. Kini yang ia rasakan hanyalah kepedihan yang
mendalam. Sakit hati yang menyebabkan mata, kepala, dan pikiran ikut merasakan
kesedihan batin Hawa. Dua bulan lebih yang ia lakukan hanya menyediri
mengurungkan diri dalam kamar, dan tidak berkomunikasi dengan siapa pun selain
dengan Oma naning, Luna, dan Ayahnya.
Setelah nyaris menyediri di dalam
kamar, akhirnya Hawa menyadari tak semestina kepedihan harus terpikirkan, dan
membuatnya tak punya harapan untuk larut dalam kesedihan. Hawa mencoba untuk
hidup normal dengan melakukan aktivitas-aktivitas seperti biasanya. Memotret,
menanam anggrek, membaca buku, dan menulis. Sampai-sampai ia bosan, dan mencoba
bersepeda untuk menghilangkan kepenatan . Namun di sepanjang jalan sepedanya
menabrak gundukan kayu, dan membuatnya terjatuh. Seorang Polisi yang tampan
mendengar teriakan Hawa mencoba menghampiri, dan menolongnya. Semenjak itulah
benih-benih cinta tubuh. Seorang pria yang mampu menghilangkan rasa trauma nya
dimasa ia tak ingin merasakan jatuh cinta, Briptu Landu namanya, Sahabat dari
mantan pacarnya yaitu Abhirama. Sebenarnya Hawa sudah berencana menikah dengan
Abhirama karena kekesalannya kepada calon suaminya ia memutuskan membatalkan
pernikahanya. Janji Abhirama lah penyebab, Hawa memutuskan pernikahanya . Janji
yang semata-mata hanya ungkapan tanpa pelaksana. Abhirama berjanji akan melakukan
foto untuk pre-wedding di Bali
sekaligus berwisata namun Abhirama lupa memberitahu jauh-jauh hari ini membuat
Hawa kesal dua hari sebelum keberangkatan Abhirama menelpon jika ia tidak bisa
mewujudkan janji itu karena pekerjaan kantornya.
Abhirama yang masih mencintai Hawa
ia menyusulnya, dan meminta kembali mempersiapkan pernikahanya namun Hawa sudah
melupakan Abhirama . Abhirama meminta satu kesempatan lagi untuk menembus
kesalahannya namun semua itu sudah terlambat. Hawa sudah menemukan Seseorang yang
ia cintai. Empat tahun menjalin hubungan dengan Abhirama tak menjamin untuk
berjodoh. Landu mengetahui mantan pacarnya adalah seorang teman dekatnya merasa
sedih namun ia tak bisa membohongi perasaannya lagi pula Hawa lebih memilihnya.
Dua orang itu sepakat akan tetap menjalani hubungan dan berakhir dalam sebuah
kebahagiaan yaitu memustuskan untuk menikah.
Dalam pernikahannya dengan Landu. Awal kehidupan yang baru mereka jalani
dengan Bahagia. Kehidupan di jalani dengan penuh keharmonisan, dan keromantisan.
Dengan menceritakan awal mula mereka bertemu, menceriakan mulai saling menyukai, dan perlakuan suaminya
yang selalu mesra kepada Hawa. Namun didalam pernikahan tak selalu berjalan
secara lurus pasti ada jalan yang di lalui berbelokan. Hawa mendapat musibah
pada usia pernikahannya meranjak setahun lebih semenjak ingin menjemput orang
tua landu mereka mengalami kecelakaan mobil yang mereka tumpangi terperosok ke
jurang . Keadaan Landu pun mengalami luka ringan tetapi istrinya Hawa mengalami
kebutaan karena kepalanya terbentur dan melukai matanya.
Meskipun keadaan Hawa tidak bisa
melihat Landu tetap setia, dan menemani Hawa. Hari-hari dijalani dengan penuh
rasa cinta, Kesabaran dalam menjalani sebuah musibah pernikahannya menglahirkan
sebuah kebahagian . Hawa melahirkan seorang anak perempuan. Landu merasa
bersyukur karena kehadiran buah hatinya menjadi sebuah harapannya untuk
membahagiakan Hawa dan putri kecilnya.
Kelebihan
Novel :
Menggunakan Bahasa yang mudah di pahami,
karena penjelasanya lebih terperinci dan jelas. Tokoh dalam cerita digambarkan
pengarang dengan sangat jelas melalui ciri-ciri fisik, dan penggambaran sifat.
Di kamar mandi, ingatan
Landu kembali pada kejadian setengah jam yang lalu. Ia terbayang wajah Hawa
yang berkeringat . Gadis itu terlihat rapi. Rambutnya diikat ekor kuda. Bentuk
matanya bulat, dengan warna bola mata yang kecokelatan. Terlihat angkuh tapi
senyumnya menenduhkan. Alisnya melengkung sempurna. Kulitnya putih. Bibirnya
tipis. Badanya sedikit kurus dengan wajah tirus.(hlm.95)
“…dia polisi baik.
Bukan seperti polisi di film-film India kamu suka sama dia, Hawa?” Tanya Oma,
tak menyerap rupanya.(hlm.101)
Memilikin Alur cerita yang menarik sebab
Novel ini dalam menyajikan sebuah cerita membuat pembaca sebagai penikmat
cerita merasa penasaran terhadap isi karena penyebab timbulnya konflik ini
karena penulis menggunakan alur campuran. Pertama menggunakan alur mundur jadi
konflik tersebut di munculkan di akhir cerita hal ini membuat pembaca merasa
penarasan apa penyebab Hawa mengurungkan diri, dan tak ingin berkomunikasi
dengan siapa pun selain keluarganya.
Novel ini mengakat judul sebuah nama
seorang tokoh dalam cerita yang menceritakan penggambarkan isi hati seorang
wanita dalam menghadapi sebuah masalah. Judul novel Hawa mebuat penasaran
pembaca karena Hawa sendiri berati gadis jadi membuat daya menarik bagi pembaca
mengenai berbagai amsumsi-amsumsi cerita dalam novel.
Novel yang berjudul Hawa menceritakan tentang sikap, dan
tindakan Hawa dalam menyelesaikan masalah. Mungkin penulis menggunakan nama
judul Hawa karena Hawa itu berarti
gadis. Tokoh pertama dalam cerita di
dalam novel. Bisa jadi Hawa menjadi judul novel karena bermakna seperti Hawa
nafsu yang berarti perasaan atau kekuatan emosional yang besar dalam diri
seseorang manusia. Dalam cerita novel ini Seorang tokoh Hawa menyelesaikan
masalah dengan mendahului perasaan emosional. Menjelang pernikahan dengan
abhirama, hawa membatalkan secara sepihak karena Abhirama tidak bisa hadir di
acara foto pre-weding .
Banyak kata-kata mutiara di dalam novel
yang membuat daya tarik pembaca,
Ketika
mencintai, kita harus siap kehilanga. Tapi siapa orang yang benar-benar siap
menerima kehilangan?(hlm43)
“Mereka
punya hak untuk bicara seperti itu. Kita puna hak untuk menutup telinga.
Introspeksi diri sajalah.Yang penting tetap siaga kapan pun dan dimana pun.
Tetap berbuat baik kapan pun dan di mana pun. Sesederhana itu.”(hlm.20)
Genre Novel Hawa adalah Novel Romantis
yang menceritakan tentang kisah cinta dan kasih sayang Landu kepada Hawa. Novel
bergenre seperti ini menggunakan adegan, dan dialognya banyak di dominasi oleh
romatisme.
Dia atas bopongan
Landu, Hawa melingkarkan tangan ke bahu leher Landu dengan kikuk.(hlm 243)
“Seperti ini…”, Landu
menangkup kedua tangan Hawa.” Lalu tiup celah telapak tanganmu berulang-ulang,”
terang landu lalu meniupnya. Hawa merasakan hangat napas Landu mebelai
tangannya.(hlm.218)
Kelemahan
Novel :
Pengarang
tidak berhasil mengungkapkan klimaks secara maksimal karena permasalahan dalam
novel tersebut kurang menarik dalam cerita dan konfliknya hanya tindakan Hawa
dalam menyelesaikan masalah, dan kecelakaan yang membuat mata Hawa tidak bisa
melihat, konflik tersebut sudah biasa dalam cerita novel.
Tampilanya
kurang menarik karena memakai kertas buram
Novel
ini lebih cocok untuk remaja diatas 17 tahun karena berisi konten cerita
dewasa,
Ciuman Landu
bertubi-tubi seolah tidak ingin berhenti.(hlm.250)
(Okta Viyani Ningsih, mahasiswa Universitas PGRI
Semarang semester 7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar