Rabu, 03 Oktober 2018

RESENSI NOVEL: HAWA Karya : Riani Kasih

BILA MEMUTUSKAN HAWA NAFSU



Judul               :  Hawa
Penulis             :  Riani Kasih
Penerbit           :  PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit    :  2013
Cetakan           :  Juli  2013
Tebal               :  260 hlm; 20 cm
       Genre              :   Novel Romantis
       Nomor ISBN    :  978-979-22-9759-1
       Harga                 :  Rp.45000
            Novel ini berjudul  Hawa. Hawa adalah nama seorang gadis yang menjadi salah satu tokoh, dan peran utama dalam cerita tersebut. Menceritakan tentang  kisah cinta Hawa yang berawal dari Kepulangan Hawa, Adiknya luna, dan Ayahnya praba ke rumah omanya di Desa Sejirem, Kapuas Hulu, Kalimatan Barat. Desa yang menyimpan banyak kenangan akan masa kecil Hawa, Adiknya luna, dan juga kenangan Praba akan mediang istrinya. Desa ini juga sebagai tempat untuk Hawa menenangkan diri dari Rasa kepedihan.
            Kekecewaan mengantarkan Hawa dalam kesedihan. Hari-hari yang ia lewati kini semua terasa sunyi. Ia lupa hari, dan tanggal, tak peduli sudah jam berapa. Kadang ia merasa waktu berjalan lambat dan terkadang amat cepat. Kini yang ia rasakan hanyalah kepedihan yang mendalam. Sakit hati yang menyebabkan mata, kepala, dan pikiran ikut merasakan kesedihan batin Hawa. Dua bulan lebih yang ia lakukan hanya menyediri mengurungkan diri dalam kamar, dan tidak berkomunikasi dengan siapa pun selain dengan Oma naning, Luna, dan Ayahnya.
            Setelah nyaris menyediri di dalam kamar, akhirnya Hawa menyadari tak semestina kepedihan harus terpikirkan, dan membuatnya tak punya harapan untuk larut dalam kesedihan. Hawa mencoba untuk hidup normal dengan melakukan aktivitas-aktivitas seperti biasanya. Memotret, menanam anggrek, membaca buku, dan menulis. Sampai-sampai ia bosan, dan mencoba bersepeda untuk menghilangkan kepenatan . Namun di sepanjang jalan sepedanya menabrak gundukan kayu, dan membuatnya terjatuh. Seorang Polisi yang tampan mendengar teriakan Hawa mencoba menghampiri, dan menolongnya. Semenjak itulah benih-benih cinta tubuh. Seorang pria yang mampu menghilangkan rasa trauma nya dimasa ia tak ingin merasakan jatuh cinta, Briptu Landu namanya, Sahabat dari mantan pacarnya yaitu Abhirama. Sebenarnya Hawa sudah berencana menikah dengan Abhirama karena kekesalannya kepada calon suaminya ia memutuskan membatalkan pernikahanya. Janji Abhirama lah penyebab, Hawa memutuskan pernikahanya . Janji yang semata-mata hanya ungkapan tanpa pelaksana. Abhirama berjanji akan melakukan foto untuk pre-wedding di Bali sekaligus berwisata namun Abhirama lupa memberitahu jauh-jauh hari ini membuat Hawa kesal dua hari sebelum keberangkatan Abhirama menelpon jika ia tidak bisa mewujudkan janji itu karena pekerjaan kantornya.
            Abhirama yang masih mencintai Hawa ia menyusulnya, dan meminta kembali mempersiapkan pernikahanya namun Hawa sudah melupakan Abhirama . Abhirama meminta satu kesempatan lagi untuk menembus kesalahannya namun semua itu sudah terlambat. Hawa sudah menemukan Seseorang yang ia cintai. Empat tahun menjalin hubungan dengan Abhirama tak menjamin untuk berjodoh. Landu mengetahui mantan pacarnya adalah seorang teman dekatnya merasa sedih namun ia tak bisa membohongi perasaannya lagi pula Hawa lebih memilihnya. Dua orang itu sepakat akan tetap menjalani hubungan dan berakhir dalam sebuah kebahagiaan yaitu memustuskan untuk menikah.
            Dalam pernikahannya dengan  Landu. Awal kehidupan yang baru mereka jalani dengan Bahagia. Kehidupan di jalani dengan penuh keharmonisan, dan keromantisan. Dengan menceritakan awal mula mereka bertemu, menceriakan  mulai saling menyukai, dan perlakuan suaminya yang selalu mesra kepada Hawa. Namun didalam pernikahan tak selalu berjalan secara lurus pasti ada jalan yang di lalui berbelokan. Hawa mendapat musibah pada usia pernikahannya meranjak setahun lebih semenjak ingin menjemput orang tua landu mereka mengalami kecelakaan mobil yang mereka tumpangi terperosok ke jurang . Keadaan Landu pun mengalami luka ringan tetapi istrinya Hawa mengalami kebutaan karena kepalanya terbentur dan melukai matanya.
            Meskipun keadaan Hawa tidak bisa melihat Landu tetap setia, dan menemani Hawa. Hari-hari dijalani dengan penuh rasa cinta, Kesabaran dalam menjalani sebuah musibah pernikahannya menglahirkan sebuah kebahagian . Hawa melahirkan seorang anak perempuan. Landu merasa bersyukur karena kehadiran buah hatinya menjadi sebuah harapannya untuk membahagiakan Hawa dan putri kecilnya.

Kelebihan Novel :
      Menggunakan Bahasa yang mudah di pahami, karena penjelasanya lebih terperinci dan jelas. Tokoh dalam cerita digambarkan pengarang dengan sangat jelas melalui ciri-ciri fisik, dan penggambaran sifat.
Di kamar mandi, ingatan Landu kembali pada kejadian setengah jam yang lalu. Ia terbayang wajah Hawa yang berkeringat . Gadis itu terlihat rapi. Rambutnya diikat ekor kuda. Bentuk matanya bulat, dengan warna bola mata yang kecokelatan. Terlihat angkuh tapi senyumnya menenduhkan. Alisnya melengkung sempurna. Kulitnya putih. Bibirnya tipis. Badanya sedikit kurus dengan wajah tirus.(hlm.95)
“…dia polisi baik. Bukan seperti polisi di film-film India kamu suka sama dia, Hawa?” Tanya Oma, tak menyerap rupanya.(hlm.101)
     Memilikin Alur cerita yang menarik sebab Novel ini dalam menyajikan sebuah cerita membuat pembaca sebagai penikmat cerita merasa penasaran terhadap isi karena penyebab timbulnya konflik ini karena penulis menggunakan alur campuran. Pertama menggunakan alur mundur jadi konflik tersebut di munculkan di akhir cerita hal ini membuat pembaca merasa penarasan apa penyebab Hawa mengurungkan diri, dan tak ingin berkomunikasi dengan siapa pun selain keluarganya.
      Novel ini mengakat judul sebuah nama seorang tokoh dalam cerita yang menceritakan penggambarkan isi hati seorang wanita dalam menghadapi sebuah masalah. Judul novel Hawa mebuat penasaran pembaca karena Hawa sendiri berati gadis jadi membuat daya menarik bagi pembaca mengenai berbagai amsumsi-amsumsi cerita dalam novel.
                  Novel yang berjudul Hawa menceritakan tentang sikap, dan tindakan Hawa dalam menyelesaikan masalah. Mungkin penulis menggunakan nama judul Hawa karena  Hawa itu berarti gadis. Tokoh pertama dalam  cerita di dalam novel. Bisa jadi Hawa menjadi judul novel karena bermakna seperti Hawa nafsu yang berarti perasaan atau kekuatan emosional yang besar dalam diri seseorang manusia. Dalam cerita novel ini Seorang tokoh Hawa menyelesaikan masalah dengan mendahului perasaan emosional. Menjelang pernikahan dengan abhirama, hawa membatalkan secara sepihak karena Abhirama tidak bisa hadir di acara foto pre-weding  .
Banyak kata-kata mutiara di dalam novel yang membuat daya tarik pembaca,
Ketika mencintai, kita harus siap kehilanga. Tapi siapa orang yang benar-benar siap menerima kehilangan?(hlm43)
“Mereka punya hak untuk bicara seperti itu. Kita puna hak untuk menutup telinga. Introspeksi diri sajalah.Yang penting tetap siaga kapan pun dan dimana pun. Tetap berbuat baik kapan pun dan di mana pun. Sesederhana itu.”(hlm.20)
Genre Novel Hawa adalah Novel Romantis yang menceritakan tentang kisah cinta dan kasih sayang Landu kepada Hawa. Novel bergenre seperti ini menggunakan adegan, dan dialognya banyak di dominasi oleh romatisme.
Dia atas bopongan Landu, Hawa melingkarkan tangan ke bahu leher Landu dengan kikuk.(hlm 243)
“Seperti ini…”, Landu menangkup kedua tangan Hawa.” Lalu tiup celah telapak tanganmu berulang-ulang,” terang landu lalu meniupnya. Hawa merasakan hangat napas Landu mebelai tangannya.(hlm.218)
Kelemahan Novel :
Pengarang tidak berhasil mengungkapkan klimaks secara maksimal karena permasalahan dalam novel tersebut kurang menarik dalam cerita dan konfliknya hanya tindakan Hawa dalam menyelesaikan masalah, dan kecelakaan yang membuat mata Hawa tidak bisa melihat, konflik tersebut sudah biasa dalam cerita novel.
Tampilanya kurang menarik karena memakai kertas buram
Novel ini lebih cocok untuk remaja diatas 17 tahun karena berisi konten cerita dewasa,
Ciuman Landu bertubi-tubi seolah tidak ingin berhenti.(hlm.250)

(Okta Viyani Ningsih, mahasiswa Universitas PGRI Semarang semester 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar