Minggu, 25 Desember 2016

Peran Orang tua Terhadap Tayangan Televisi

Peran Orang tua Terhadap Tayangan Televisi

  Tayangan televisi merupakan media komunikasi yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum,jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan bentuk jadi dan teknis atau berdasarkan isi. Bentuk jadi teknis merupakan bentuk jadi umum yang menjadikan acuan terhadap bentuk program Televisi seperti gelar wicana (talk show),dokumenter,film,kuis,musik,Intruksiona, dan lain-lain .Berdasarkan isi program televisi berbentuk berita dapat di bedakan antara lain berupa program hiburan,drama,olahraga, dan agama .sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar di golongkan kedalam warta penting (hard news) atau berita-berita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi dan warta ringan (soft news) yang mengakat berita bersifat ringan.Dari sekian banyak program acara yang di sajikan Televisi, kebanyakan dapat mempengatuhi sikap penotonnya setelah atau pada waktu melihat tayangan televisi.
  Dari sekian banyak program acara yang disajikan telivisi kebanyakan dapat mempengaruhi sikap penontonya setelah atau pada waktu melihat tayangan televisi banyak fakta yang kita jumpai dari informasi yang disampaikan televisi, baik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi akhlak penontonya kearah positif atau kearah negatif.
  Pengaruh media informasi seperti halnya televisi terhadap anak makin besar,banyak pengaruh negatif yang diterima oleh penikmat televisi. Hampir seluruh stasiun televisi menyiarkan acara yang bisa dikatakan minim manfaat untuk anak-anak pada tahun 2000 an kita masih melihat acara-acara televisi uang diperuntukan untuk anak-anak seperti acara kartun dan sebagainya pada hari minggu. Zaman semakin maju dan modern namun tidak berlaku untuk acara televisi di Indonesia karena bukanya mengalami kemajuan melainkan mengalami kemunduran dari sudut pandang pesan yang disampaikan terutama untuk anak-anak berdasarkan sebuah artikel yang berjudul "Ibu, televisi dan Generasi Internet" yang dikirim oleh saudara Tri pujiati yang diterbitkan oleh Tribun jateng pada jumat, 23 desember 2016 terdapat beberapa tayangan acara televisi yang tidak mendidik yang di gagas oleh para kapitalis. Pertama meningkatkan ratting tayanan televisi semakin sering di pertotonkan biasanya di setting dengan menggunakan alur yang beliku tujuannya untuk menggiring penonton untuk terus mengikuti tayangan acara tersebut contohnya tayangan-tayangan sinetron.Tayangan tersebut sudah jelas tidak mendidik namun tetap saja masih kejar tayang dan tetap survive di salah satu televisi berkemuka hal tersebut membuktikan bahwa acara-acara di televisi hanya ingin meraip keuntungan semaksimal mungkin dengan rating yang melejit.
  Ketiga, menarik minat penonton. Parakapitalis juga menampilkan tayangan yang berkedok sosial seperti trik yang di lakukan oleh para calon pemimpin daerah saat mempromosikan diri para kapitalis seolah-olah sangat peduli terhadap nasib rakyat miskin.
  Hampir semua stasiun televisi berlomba untuk memproduksi acara-acara untuk menarik perhatian penonton. Tayangan televisi sekarang, tidak lagi memperdulikan pendidikan dan perkembangan jiwa anak sehingga anak mencontoh ataupun meniru adegan dari tokoh idolanya di televisi baik perilaku seperti gaya berbicara hingga gaya yang mereka kenakan . Selalain itu dampak yang terlihat adalah mereka akan merasa akan merasa ketergantungan dengan tayangan televisi. Mereka akan malas melakukan kegiatan lain selain menonton televisi. Perubahan perilaku, mental sang anak dan karakter anak disebabkan dari tayangan televisi yang banyak menampilkan adegan kekerasan gaya hidup hedonis, seks ataupu mistis. Tayangan televisi yang mempengaruhi munculnya perilaku negatif di kalangan anak-anak hampir seluruh sajian acara di televisi di suguhkan untuk konsumsi penonton dewasa. Sementara acara untuk anak-anak boleh di bilang sangat minim. Selain itu sebagian besar jam tayangan televisi tayangan-tayangan yang bersifat informasi dan hiburan.
  Bahkan dapat dikatakan wajah tayangan televisi kita di dominasi oleh sntron dan informasi selebritis. Ironisnya alur cerita yang ada belum beranjak dari isu perselingkuhan,percintaan dan kekerasan .Situasi ini semakin di perarah oleh tayang yang memaksa anak-anak ikut menonton. Berikut beberapa kasus yang terjadi di Indonesia dan manca negara korban dari acara televisi :
1. Dampak acara sinetron yang berisikan kekerasan , seorang anak tewas dikeroyok teman sekolahnya.

2.Gulat “Smack Down” dihentikan setelah banyak anak yang menjadi korban akibat menonton dan menirukan adegan di dalamnya.

3. Acara "Eksekusi Saddam Husein" Hukuman mati Saddam pada 30 Desember 2006 ditayangkan di sejumlah jaringan televisi di Arab dan Barat. Setidaknya lima orang anak dilaporkan gantung diri meniru hukuman mati Saddam setelah menyaksikan eksekusinya di televisi. Di antaranya adalah seorang anak berumur 12 tahun di Aljazair yang digantung oleh temannya .

4. Acara "Sulap Limbad"
Pada 2009, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun di Jakarta Pusat ditemukan tewas tergantungdi ranjangnya yang bertingkat. Menurut keterangan orang tua korban dan saksi lainnya, diketahui bahwa ia gemar meniru aksi seorang pesulap di televisi. Setiap selesai menyaksikan tayangan “Limbad The Master”, korban mempraktikkan adegan yang ditontonnya. Korban juga sempat menusuk tangannya dengan sejumlah jarum kemudian dipertontonkan kepada teman-temannya. Orang tua korban sering marah dan menegur kebiasaan anaknya ini. Ketika akhirnya kebiasaan korban meniru sulap Limbad merenggut nyawanya, orang tuanya sedang berjualan di pasar.

5. Petualangan Dora dan Diego
Pada 2008, masyarakat Inggris dikejutkan dengan berita meninggalnya seorang anak perempuan berusia 4 tahun karena leher terjerat pita rambut miliknya. Korban meninggal dengan posisi yang sama persis  dengan tayangan kartun yang ditonton di hari sebelumnya. Menurut pengakuan orang tuanya, korban sangat menyukai serial kartun “Dora The Explorer” dan “Go Diego Go”. Pada salah satu tayangan kartun kesukaannya itu memperlihatkan adegan seorang anak yang bergelantungan di pohon menggunakan seutas tali.

6. Kartun Serigala
Di tahun yang sama, dua orang kakak beradik di Cina berusia 7 tahun dan 4 tahun dibakar temannya. Kedua korban diikat ke sebuah pohon dan kemudian dibakar hidup-hidup. Akibat insiden ini kedua anak tersebut mengalami luka bakar yang cukup serius. Pelaku yang berusia 10 tahun mengakui dirinya menirukan salah satu adegan dari film kartun berjudul “Xi Yangyang & Hui Tailang” atau dalam bahasa Inggris “Pleasant Goat and Big Big Wolf”. Pengadilan Cina akhirnya memutuskan produser acara tersebut bersalah dan wajib bertanggung jawab dengan membayar kompensasi biaya perawatan korban sebesar 15 persen.

7. Kisah ungkapan cinta-cintaan seperti pada acara televisi  pada anak SMP .

8. Dialog percintaan di Sinetron mempengaruhi anak SD .

9. Anak Sekolah korban sinetron, 20 soal jawaban asal-asalan .
Dan masih buanyak lagi contoh dan tingkah laku dari meniru acara televisi, Para orang tua apakah masih rela meracuni mental anak-anak anda dengan menonton acara Televisi.
  Maraknya stasiun televisi dalam berlomba mencari rating penonton, sehingga melupakan unsur kandungan materi suatu acara apakah bisa ditonton untuk segala umur, Sisi lain yang sangat ironis adalah peranan pemerintah dalam memfilter acara televisi sudah sangat kecil peranannya(lembaga sensor Film), untuk itu dengan kondisi seperti sekarang ini peranan orang tua (ortu) harus berani tegas untuk mengatakan "TIDAK MENONTON ACARA TV"
Kenapa peranan  ortu harus bisa tegas , karena korban pertama dari pengaruh televisi adalah anak-anak, Jika anaka dibawah 2 tahun yang dibiarkan orang tua menonton acara televisi akan menyerap pengaruh yang merugikan, terutama pada perkembangan otak, emosi, sosial dan kemampuan kognitif anak, menonton televisi lebih dini bisa mengakibatkan proses wiring proses penyambungan antara sel-sel otak menjadi tidak sempurna.peran orang tua sangatlah penting. Orang tua harus mendampingi anak ketika sedang menonton televisi, orang tua juga harus dapat memilih acara mana yang dapat di tonton untuk anak dan terpenting orang tua harus dapat member pengertian bahwa semua acara di televise di buat hanya untuk kepentingan kesenangan belaka.
  Perlu di perhatikan pula dampak pada televisi tidak semua negatif adapun dampak positifnya adalah :
1.Adanya acara atau tayangan yang bernuansakan pendidikan atau pengetahuan seperti cerdas cermat, berita dan lain sebagainya.
2.mendapatkan informasi atau berita dalam negeri sampai luar negeri
3.televisi selalu menyajikan berita up to date, yang tertunya membuat masyarakat tidak akan ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada masyarakat secara cepat
  Dapat di simpulkan bahwa peran orang tua sangat penting untuk mematau sang anak menonton televisi yang pantas untuk di tonton menurut usianya .dengan cara selalu orang tua dituntut untuk lebih aktif mengawasi anak-anaknya baik siang maupun malam agar tidak terjebak pada acara televisi yang tidak mendidik. Adapun cara lainya yaitu:
 1. Jadwalkan waktu menonton anak-anak anda. Misalnya waktu menonton anak diberikan pada jam-jam tertentu saja.
2. Batasi waktu menonton, misalnya cukup satu atau dua jam saja dalam sehari.
3. Berilah komentar atau informasikan kepada anak jika ada tayangan kekerasan, mistik atau percintaan atau tayangan yang tidak sesuai pada anak.
4. Kalau perlu, ijinkan anak hanya pada tayangan yang diperuntukkan buat anak saja.
5. Ciptakan acara nonton bersama, jangan biasakan anak menonton televisi sendirian.
6. Sediakan CD atau DVD film anak yang mendidik sekaligus menghibur, sebagai pengganti acara televisi yang tidak bermutu.
7. Ciptakan acara rutin, cerita sebelum tidur dengan tokoh favorit anak.
8. Jika seluruh keluarga lebih banyak diluar rumah atau anak memang susah untuk dikendalikan dalam menonton, hilangkan atau hapus chanel televisi yang banyak menayangkan acara tidak bermutu dan berdampak buruk pada anak anda. Ini adalah jalan terakhir untuk melindungi anak dari pengaruh buruk televisi.
  Dengan begitu sang anak akan terhindar dari pengaruh buruk dari dampat negati televisi dan menerima pengaruh positif terhadap tayangan pilihan orang tua/tayangan yang mendidik .

Okta Viyani Ningsih,
Mahasiswa Universitas PGRI Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar